­
­

Surat Kecil Untuk Diriku di Masa Depan

By Dina - 23.31

Hasil gambar untuk writing letter
image from magoosh.com


Teruntuk diriku di masa depan,

Halo untukmu.

Apakah semua berjalan baik-baik saja belakangan ini? Apakah pekerjaan sedang sulit?
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca surat pendek ini di tengah harimu yang sibuk dan mungkin sedang banyak masalah. Kupikir kita menghadapi hal yang sama, atau mungkin beginilah hidup berjalan. Hidup terasa sangat sulit belakangan ini. Sampai-sampai rasanya setiap bangun pagi nafasku sesak dan kepala sangat pening.

Sudah setahun berlalu sejak aku lulus dari universitas dengan predikat yang cukup membanggakan. Kupikir semua akan mudah setelah berhasil melalui proses itu. Tapi memang manusia hanya bisa berencana, satu-persatu rencanaku gagal di tengah jalan. Beberapa teman menawariku pekerjaan sebagai wartawan media lokal tapi ayah melarangku bekerja menjadi jurnalis. Katanya fokus saja dengan kelanjutan studiku. Sebenarnya bukan pertama kali ia melarangku bekerja, hampir setiap kali kulapor ada yang menawariku pekerjaan bagus, ditolaknya. Aku juga terlalu takut untuk nekat dan melawan. Kupikir ayah tahu yang terbaik.

Begitu panjang rencanaku setelah wisuda. Kalau kau lupa aku bisa ingatkan beberapa karena aku masih ingat. Aku sempat mewacanakan akan pergi kuliah ke luar negeri, ada beberapa pilihan; Australia, Malaysia, dan Korea Selatan. Saat itu aku benar-benar merasa seperti bermimpi, tampak tidak ada yang mustahil. Aku tahu kemampuanku tidak seberapa, tapi aku merasa mampu mewujudkannya kala itu.

Hasil gambar untuk reach sky
image from peopledevelopmentmagazine.com

Sampai saatnya aku menyusun beberapa berkas untuk aplikasi. Ternyata skor Bahasa Inggrisku kurang untuk menuju universitas impianku. Aku sempat berkonsultasi dengan agen pendidikan, mereka bilang aku bisa saja diterima asalkan mengikuti kursus Bahasa di sana. Nominal untuk biayanya benar-benar menciutkan nyaliku. Saat aku mencoba mencari tahu beasiswa, beberapa kualifikasi tak mampu kupenuhi. Mataku mulai terbuka, ini bukan mimpi. Ini kenyataan yang harus aku hadapi dengan realistis bukan hanya berangan tinggi.

Mimpiku turun sedikit, aku mencoba peruntungan di kampus negeri yang cukup ternama. Lagi-lagi aku merasakan kali itu aku mampu lolos. Aku percaya diri sekali. Namun kenyataan sekali lagi menyadarkan aku untuk tidak terlalu jauh berekspektasi. Saat hari pengumuman, alih alih mendapatkan kata Selamat, website pendaftaran justru meminta maaf karena aku belum lulus seleksi.

Aku sempat down cukup parah. Bukan cuma karena masalah studi, tapi ditambah juga masalah keluarga yang mulai jengah melihatku menganggur selama setahun. Banyak anggota mulai mempertanyakan kemampuanku, meragukan hasil yang kudapat di masa lalu, dan bahkan menganggap mungkin sebaiknya aku dikawinkan saja segera. Orangtua yang tadinya selalu percaya pada mimpi dan cita-citaku mulai membandingkan anak-anak lain dengan diriku. Membuat aku semakin tampak menyedihkan dan jelas sekali seperti orang yang gagal.

Jarak dengan teman-temanku semakin terasa lebar ketika mereka mulai sibuk bekerja sementara aku masih saja di rumah. Terkurung seperti burung dalam sangkar emas. Sama seperti keluargaku, mereka mulai mempertanyakan pencapaianku selama ini. Yang terparah adalah sempat kudengar mereka menjadikan aku contoh yang tidak patut ditiru, karena aku belum juga bekerja ataupun kuliah lagi. Hanya segelintir yang masih mau berteman denganku dan setia membela saat datang gosip tidak berfaedah itu.

Hasil gambar untuk alone
image from thecreative.cafe

Aku tidak bisa menceritakan lebih lengkap dalam tulisan ini. Bukan karena aku lupa, semua kesedihan dan rasanya kegagalan itu masih segar terekam, seperti semuanya baru terjadi kemarin. Aku hanya tidak ingin membuatmu terlalu jauh mengingat apa yang pernah kau rasakan. Itu sudah berlalu, itu adalah pelajaran. Cukup sedikit saja yang kau ingat, aku tidak ingin merusak harimu yang kini sudah jauh lebih baik.

Untuk diriku di masa depan, aku ingin kau mengingatku bukan seperti orang-orang kebanyakan. Aku selalu berusaha membuat dirimu bangga ketika kilas balik masa lalu menghampirimu. Kau dulu, sekarang, dan di masa depan adalah orang yang luar biasa. Cukup ingat itu di hari paling buruk sekalipun. Makanya kali ini aku juga akan menceritakan bagaimana aku bisa menghadapi semua kegagalan dan gunjingan yang datang padaku.

Hasil gambar untuk happy life
image from smartlivingtips.org

Untukmu aku belajar sangat keras sekarang ini. Aku tahu aku punya kemampuan desain dan menggambar walaupun tidak seberapa. Atas dasar keyakinan ini, aku selalu mengasah kemampuanku dengan belajar berbagai software desain. Saat ini aku cukup mahir dengan photoshop dan corel draw, ditambah juga sedang mendalami illustrator. Awalnya aku melakukannya karena senang, tapi sekarang aku sadar mungkin keahlian ini bisa membantumu nanti.

Selain desain, aku juga mengasah kemampuanku menggambar dan fotografi. Mungkin di masa depan kamu membutuhkan kemampuan ini juga sebagai pemasukan sampingan jadi aku berusaha menguasainya. Aku juga sedang mencoba mengumpulkan portofolio gambar agar bisa kau gunakan ketika melamar pekerjaan kelak. Saat ini aku berencana mencetak buku ilustrasi sendiri. Jika saat ini kau sedang memegangnya, pastikan kau ingat betapa kerasnya aku mengerjakan itu.

Hal yang paling aku banggakan, wahai diriku di masa depan, aku selalu mampu mempertahankan kewarasanku. Dalam kondisi tertekan, depresi, hingga berbagai kecemasanku yang sering datang bersamaan selama setahun ini, aku tidak pernah berusaha melukai diriku sendiri. Tidak juga melakukan hal buruk yang menyimpang, tidak juga melakukan hal ekstrem seperti minggat atau percobaan bunuh diri. Ada beberapa alasan yang sempat kukira-kira. Pertama, yang jelas sekali aku takut pada hukuman Tuhan bagi hamba-Nya yang menzolimi diri sendiri. Kedua, mungkin stress yang kurasakan tidak seburuk orang lain. Ketiga, aku yakin dirimu berhak menjadi diri sendiri yang utuh tanpa cela fisik. Aku tidak ingin menyesali apapun terkait diriku sendiri dan mungkin melukai diriku justru memperparah beban pikirku.

Belakangan ini aku juga berpartisipasi dalam kegiatan relawan lho. Arahnya ke pendidikan, seperti minatku selama ini. Senang rasanya bisa membantu anak-anak belajar, berbagi sedikit pengetahuan yang tidak seberapa, pun mereka memberikan pengalaman yang luar biasa untukku. Lewat kegiatan ini aku merasa jauh lebih baik. Aku mulai merasa beruntung dan bersyukur karena aku masih diberi kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak. Banyak dari mereka yang ingin bersekolah saja harus susah payah mencari uang, alat tulis dan buku pelajaran sekenanya, tapi mereka tetap teguh niatnya menjadi orang berilmu.

Hasil gambar untuk cup of tea
image from independent.co.uk

Untuk diriku di masa depan, jika hari ini adalah hari yang buruk, seduhlah teh kesukaanmu dulu. Duduklah dan sekali lagi ingat aku. Kau adalah orang paling beruntung di dunia ini. Tentunya beruntung dalam takaranmu sendiri, jangan pernah membandingkan dirimu dengan orang lain. Kau beruntung punya kesempatan yang hebat untuk hidup seperti hari ini, kau hebat mampu mengatasi segala hal yang memberatkanmu hingga hari ini, kau luar biasa masih saja tidak menyerah walaupun rintangan semakin lama semakin berat, kau adalah keajaiban dari dirimu sendiri yang selalu bisa belajar sesuatu dari lingkunganmu, yang juga tidak pernah berhenti mengasah kemampuanmu yang aku tahu kini mereka semualah yang membantumu mencapai titik ini.

Diriku di masa depan yang menyilaukan, aku tidak menyerah hari ini. Pastikan kau juga terus mengayuh hidupmu hingga garis finish yang kau impikan. Kadang memang melelahkan, kadang memang tidak lancar. Tapi aku percaya kamu mampu mendapatkan kehidupan yang kamu inginkan.

Yang selalu berusaha,
Dirimu di masa lalu.

dinathis. xoxo

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar