![]() |
image from magoosh.com |
Teruntuk diriku di masa depan,
Halo untukmu.
Apakah semua berjalan baik-baik saja belakangan ini? Apakah pekerjaan
sedang sulit?
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca surat
pendek ini di tengah harimu yang sibuk dan mungkin sedang banyak masalah.
Kupikir kita menghadapi hal yang sama, atau mungkin beginilah hidup berjalan. Hidup
terasa sangat sulit belakangan ini. Sampai-sampai rasanya setiap bangun pagi
nafasku sesak dan kepala sangat pening.
Sudah setahun berlalu sejak aku lulus dari universitas
dengan predikat yang cukup membanggakan. Kupikir semua akan mudah setelah
berhasil melalui proses itu. Tapi memang manusia hanya bisa berencana,
satu-persatu rencanaku gagal di tengah jalan. Beberapa teman menawariku
pekerjaan sebagai wartawan media lokal tapi ayah melarangku bekerja menjadi
jurnalis. Katanya fokus saja dengan kelanjutan studiku. Sebenarnya bukan
pertama kali ia melarangku bekerja, hampir setiap kali kulapor ada yang
menawariku pekerjaan bagus, ditolaknya. Aku juga terlalu takut untuk nekat dan
melawan. Kupikir ayah tahu yang terbaik.
Begitu panjang rencanaku setelah wisuda. Kalau kau lupa aku
bisa ingatkan beberapa karena aku masih ingat. Aku sempat mewacanakan akan
pergi kuliah ke luar negeri, ada beberapa pilihan; Australia, Malaysia, dan
Korea Selatan. Saat itu aku benar-benar merasa seperti bermimpi, tampak tidak
ada yang mustahil. Aku tahu kemampuanku tidak seberapa, tapi aku merasa mampu
mewujudkannya kala itu.
![]() |
image from peopledevelopmentmagazine.com |
Sampai saatnya aku menyusun beberapa berkas untuk aplikasi. Ternyata
skor Bahasa Inggrisku kurang untuk menuju universitas impianku. Aku sempat
berkonsultasi dengan agen pendidikan, mereka bilang aku bisa saja diterima
asalkan mengikuti kursus Bahasa di sana. Nominal untuk biayanya benar-benar
menciutkan nyaliku. Saat aku mencoba mencari tahu beasiswa, beberapa
kualifikasi tak mampu kupenuhi. Mataku mulai terbuka, ini bukan mimpi. Ini kenyataan
yang harus aku hadapi dengan realistis bukan hanya berangan tinggi.
Mimpiku turun sedikit, aku mencoba peruntungan di kampus
negeri yang cukup ternama. Lagi-lagi aku merasakan kali itu aku mampu lolos. Aku
percaya diri sekali. Namun kenyataan sekali lagi menyadarkan aku untuk tidak
terlalu jauh berekspektasi. Saat hari pengumuman, alih alih mendapatkan kata Selamat,
website pendaftaran justru meminta maaf karena aku belum lulus seleksi.
Aku sempat down cukup parah. Bukan cuma karena masalah
studi, tapi ditambah juga masalah keluarga yang mulai jengah melihatku
menganggur selama setahun. Banyak anggota mulai mempertanyakan kemampuanku,
meragukan hasil yang kudapat di masa lalu, dan bahkan menganggap mungkin
sebaiknya aku dikawinkan saja segera. Orangtua yang tadinya selalu percaya pada
mimpi dan cita-citaku mulai membandingkan anak-anak lain dengan diriku. Membuat
aku semakin tampak menyedihkan dan jelas sekali seperti orang yang gagal.
Jarak dengan teman-temanku semakin terasa lebar ketika
mereka mulai sibuk bekerja sementara aku masih saja di rumah. Terkurung seperti
burung dalam sangkar emas. Sama seperti keluargaku, mereka mulai mempertanyakan
pencapaianku selama ini. Yang terparah adalah sempat kudengar mereka menjadikan
aku contoh yang tidak patut ditiru, karena aku belum juga bekerja ataupun
kuliah lagi. Hanya segelintir yang masih mau berteman denganku dan setia
membela saat datang gosip tidak berfaedah itu.
![]() |
image from thecreative.cafe |
Aku tidak bisa menceritakan lebih lengkap dalam tulisan ini.
Bukan karena aku lupa, semua kesedihan dan rasanya kegagalan itu masih segar
terekam, seperti semuanya baru terjadi kemarin. Aku hanya tidak ingin membuatmu
terlalu jauh mengingat apa yang pernah kau rasakan. Itu sudah berlalu, itu
adalah pelajaran. Cukup sedikit saja yang kau ingat, aku tidak ingin merusak
harimu yang kini sudah jauh lebih baik.
Untuk diriku di masa depan, aku ingin kau mengingatku bukan
seperti orang-orang kebanyakan. Aku selalu berusaha membuat dirimu bangga
ketika kilas balik masa lalu menghampirimu. Kau dulu, sekarang, dan di masa
depan adalah orang yang luar biasa. Cukup ingat itu di hari paling buruk
sekalipun. Makanya kali ini aku juga akan menceritakan bagaimana aku bisa
menghadapi semua kegagalan dan gunjingan yang datang padaku.
![]() |
image from smartlivingtips.org |
Untukmu aku belajar sangat keras sekarang ini. Aku tahu aku
punya kemampuan desain dan menggambar walaupun tidak seberapa. Atas dasar
keyakinan ini, aku selalu mengasah kemampuanku dengan belajar berbagai software
desain. Saat ini aku cukup mahir dengan photoshop dan corel draw, ditambah juga
sedang mendalami illustrator. Awalnya aku melakukannya karena senang, tapi
sekarang aku sadar mungkin keahlian ini bisa membantumu nanti.
Selain desain, aku juga mengasah kemampuanku menggambar dan
fotografi. Mungkin di masa depan kamu membutuhkan kemampuan ini juga sebagai
pemasukan sampingan jadi aku berusaha menguasainya. Aku juga sedang mencoba
mengumpulkan portofolio gambar agar bisa kau gunakan ketika melamar pekerjaan
kelak. Saat ini aku berencana mencetak buku ilustrasi sendiri. Jika saat ini
kau sedang memegangnya, pastikan kau ingat betapa kerasnya aku mengerjakan itu.
Hal yang paling aku banggakan, wahai diriku di masa depan,
aku selalu mampu mempertahankan kewarasanku. Dalam kondisi tertekan, depresi,
hingga berbagai kecemasanku yang sering datang bersamaan selama setahun ini,
aku tidak pernah berusaha melukai diriku sendiri. Tidak juga melakukan hal
buruk yang menyimpang, tidak juga melakukan hal ekstrem seperti minggat atau
percobaan bunuh diri. Ada beberapa alasan yang sempat kukira-kira. Pertama,
yang jelas sekali aku takut pada hukuman Tuhan bagi hamba-Nya yang menzolimi
diri sendiri. Kedua, mungkin stress yang kurasakan tidak seburuk orang lain. Ketiga,
aku yakin dirimu berhak menjadi diri sendiri yang utuh tanpa cela fisik. Aku tidak
ingin menyesali apapun terkait diriku sendiri dan mungkin melukai diriku justru
memperparah beban pikirku.
Belakangan ini aku juga berpartisipasi dalam kegiatan
relawan lho. Arahnya ke pendidikan, seperti minatku selama ini. Senang rasanya
bisa membantu anak-anak belajar, berbagi sedikit pengetahuan yang tidak
seberapa, pun mereka memberikan pengalaman yang luar biasa untukku. Lewat kegiatan
ini aku merasa jauh lebih baik. Aku mulai merasa beruntung dan bersyukur karena
aku masih diberi kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak. Banyak dari
mereka yang ingin bersekolah saja harus susah payah mencari uang, alat tulis
dan buku pelajaran sekenanya, tapi mereka tetap teguh niatnya menjadi orang
berilmu.
![]() |
image from independent.co.uk |
Untuk diriku di masa depan, jika hari ini adalah hari yang
buruk, seduhlah teh kesukaanmu dulu. Duduklah dan sekali lagi ingat aku. Kau adalah
orang paling beruntung di dunia ini. Tentunya beruntung dalam takaranmu
sendiri, jangan pernah membandingkan dirimu dengan orang lain. Kau beruntung
punya kesempatan yang hebat untuk hidup seperti hari ini, kau hebat mampu
mengatasi segala hal yang memberatkanmu hingga hari ini, kau luar biasa masih
saja tidak menyerah walaupun rintangan semakin lama semakin berat, kau adalah
keajaiban dari dirimu sendiri yang selalu bisa belajar sesuatu dari
lingkunganmu, yang juga tidak pernah berhenti mengasah kemampuanmu yang aku
tahu kini mereka semualah yang membantumu mencapai titik ini.
Diriku di masa depan yang menyilaukan, aku tidak menyerah
hari ini. Pastikan kau juga terus mengayuh hidupmu hingga garis finish yang kau
impikan. Kadang memang melelahkan, kadang memang tidak lancar. Tapi aku percaya
kamu mampu mendapatkan kehidupan yang kamu inginkan.
Yang selalu berusaha,
Dirimu di masa lalu.
dinathis. xoxo
dinathis. xoxo
0 komentar