­
­

Living Alone Disaster part I: ATM Hilang!

By Dina - 01.09

Sebagai mahasiswa perantau yang masih hidup dari biaya orangtua, persoalan uang selalu jadi beban pikiran. Setiap bulan memutar otak gimana caranya supaya uang yang ditransfer cukup, tanpa kekurangan. Sayangnya, saya sendiri belum bisa memberi tips mengatur keuangan karena pengaturan uang saya masih acak-acakan.

Tapi tulisan ini masih berhubungan dengan uang transferan kok. Saya mau cerita tentang kekacauan waktu saya kehilangan ATM di kota yang jauh dari rumah dan bagaimana saya mengatasinya dalam sehari. Pas weekend pula.

Saya juga lupa bagaimana tepatnya saya bisa kehilangan kartu ATM waktu itu. Seingat saya, sepulang kuliah pada kamis malam, saya menggunakan kartunya untuk mengambil uang di ATM BNI UI Salemba untuk beli makan malam di lalapan depan kampus. Emang saya orangnya sembarangan sih ya, selesai mengambil uang, kartunya gak langsung dimasukkan ke dompet, malah dikantongin dulu. Setelah beli makan dan sampai di kosan, saya gak langsung menggeledah kantong jaket. Waktu itu mikirnya, "Yasudahlah toh ada aja dia di kantong jaket."

Yang sayangnya, ketika saya periksa keesokan harinya, gak ada.

Di kantong jaket, di dompet, di tas, dimanapun sampai menggeledah kamar. Akhirnya saya simpulkan kartu ATM itu hilang. Saya tadinya chill aja. Tapi pas saya lihat tanggal, ternyata waktu bayar kos itu hari Senin dan saya gak ada pegang uang tunai yang cukup. Begitu saya menyadari ini, hari sudah sore dan bank sudah tutup. Akhirnya saya putuskan untuk mengurus kehilangan ATM besok ke BNI cabang terdekat, besok, hari Sabtu.

Saya mau kasih beberapa tips sesuai dengan apa yang sudah saya lakukan, asal tidak panik semua pasti bisa berjalan lancar kok.

Tips 1. Tanya CS bank di media sosial

Hal pertama yang saya lakukan saat memutuskan mengurus ATM yang hilang itu adalah menanyakan prosedur yang harus saya lakukan kalau saya kehilangan kartu ATM. BNI sendiri memang masih agak kaku prosedurnya, katanya saya perlu membuat surat kehilangan di kantor polisi terdekat. Waktu saya tanya teman yang bekerja di sana, katanya malah tidak perlu, cukup menunjukkan bukti identitas saja. Oh iya, dari informasi CS di Twitter, kita bisa mengganti kartu ATM yang hilang di cabang terdekat kok, jadi gak perlu di cabang tempat membuka rekening. Ya kali saya harus pulang dulu ke Banjarmasin.

Tips 2. Lengkapi persyaratan pengajuan penggantian

Karena saya lebih percaya CS di Twitter dibanding teman saya (hehe), saya memutuskan untuk pergi ke kantor polisi terdekat buat bikin surat kehilangan. Saya udah membayangkan ini akan sulit mengurusnya, mungkin antre atau ada pungli. Ternyata tidak, guys! Saya pergi ke kantor Polsek Cempaka Putih dan setelah bilang keperluannya apa, saya langsung diarahkan ke bagian kehilangan. Saya bahkan satu-satunya yang mengurus surat hari itu. Setelah saya selesai ditanya detail kehilangan dan suratnya diprint, baru ada orang lain yang mengantri. Dan ini gratis loh. Saya di sana palingan cuma 10 menit. Keren banget pelayanannya!

Selain surat kehilangan, nasabah juga diminta membawa buku tabungan. Yang sialnya, tabungan saya tipe Taplus Muda yang gak menggunakan buku tabungan (buka ini soalnya biaya adminnya lebih murah). Setelah bertanya solusinya gimana, saya diarahkan untuk memprint e-statement yang setiap bulan dikirim ke e-mail, isinya transaksi terakhir selama sebulan. Saya buru-buru ke tukang fotokopi untuk ngeprint karena di kosan gak ada printer.


Tips 3. Maksimalkan fungsi informasi bank terkait, termasuk info jam pelayanan dan nomer telepon

Setelah saya dapat surat kehilangannya, saya perlu ke kantor cabang yang buka saat weekend. Untuk kota besar seperti Jakarta, cabang yang buka Sabtu-Minggu itu lumayan banyak, khususnya di beberapa pusat perbelanjaan. Untungnya website BNI cukup membantu saya menemukan cabang terdekat yang buka. Dari Polsek saya naik transjakarta ke ITC Cempaka Mas yang buka hari itu. Yang buka itu kantor cabang yang di dalam ya. Kalau di luar dekat parkiran itu gak buka pas weekend. Setelah sampai sana, saya ceritakan masalah saya ke CS. Tentu saja mereka bisa melayani saya, hanya sedihnya, mereka gak punya stok kartu ATM Taplus Muda. Mereka menyarankan saya menunggu 14 hari kerja. Ya gak mungkinlah, gimana saya bayar kos dan makan kalau saya gak bisa ambil uang di ATM. Akhirnya saya bilang saya urus di cabang lain aja.

Keluar dari ITC, saya berpikir sejenak gimana caranya saya bisa tahu kantor cabang yang punya kartu ATM jenis Taplus Muda. Akhirnya dengan segenap keberanian, saya coba menelpon kantor cabang di mall yang nomernya tertera di website. Yang saya coba pertama kali adalah cabang di Kota Kasablanka dan mereka gak angkat teleponnya. Lalu saya coba menelepon kantor cabang di Senayan City dan diangkat. Saya langsung ceritain masalah saya dan mereka bilang bisa bantu, kebetulan di sana juga ada stok kartu jenis Taplus Muda. Saya buru-buru ke Senayan City!

Tips 4. Aktifkan Mobile Banking

Sesampainya di Senayan City saya menuju kantor cabang BNI di lantai 6. Karena weekend jadi gak banyak antre. Setelah nomer antrian dipanggil, aku ceritain ke CS kalau aku yang tadi menelepon. Mbaknya lalu minta semua surat-surat kelengkapan, dan iya, surat kehilangan itu wajib ya ternyata, gimana sih temen bisa salah infoin gini haha. Prosedurnya sama aja seperti buka tabungan baru, tapi yang ini dimulai dengan pemblokiran ATM. Saya gak blokir duluan karena malas ribet nelpon call center dan dengan keyakinan kartu ATM gak segampang itu dibobol tanpa PIN. Lalu set set set selesai deh kartu ATM baru.

Sebagai informasi tambahan, saya bukan pengguna mobile banking BNI, yang sangat saya sesalkan belakangan. Padahal kalau saya aktifkan mobile bankingnya, saya bisa transfer uangnya ke rekening Bapak Kost dulu buat bayar sewa kosan, baru urus kehilangan. Jadi kalau buka rekening bank apapun, usahakan daftar ya mobile banking! Karena penyesalan yang mendalam ini, begitu kartunya sudah di tangan saya minta didaftarkan mobile banking sama mbaknya.

Dan selesai! Saya start berurusan sekitar jam 9 pagi dan jam 12 saya sudah dapat kartu ATM baru. Termasuk cepat kan?

Saya gak cerita ke orangtua soal kejadian ini. Takutnya mereka panik dan melakukan hal-hal ekstrem. Saya juga pengen tahu seberapa jauh saya bisa memecahkan masalah (yang padahal saya buat sendiri, accidentally) sendirian. Dari kekacauan ini saya belajar untuk berinisiatif cari informasi sendiri dan gak menyerah ketika orang lain bilang gak bisa. Semoga ini bisa membantu kamu yang sedang bingung mengurus kartu ATM yang hilang ya.

See you on another part of living alone disaster!

dinathis. xoxo









  • Share:

You Might Also Like

0 komentar