­
­

[Review] Kastil Es & Air Mancur yang Berdansa - Prisca Primasari

By Dina - 19.39


Sebuah cerita pertemuan dalam pelarian. Pertemuan takdir dua insan yang bagaikan musim dingin dan musim semi...

Kastil Es & Air Mancur yang Berdansa berhasil membuat penasaran dengan sinopsis di bagian belakangnya yang hanya mendeskripsikan dua tokoh utama, Vinter dan Florence. Sepasang manusia ini nampaknya memang terlahir berlawanan. Vinter adalah sosok yang diibaratkan seperti musim dingin; gelap, muram, dan sedih. Tapi di saat bersamaan ia juga dipenuhi oleh cinta seputih salju. Sedangkan Florence adalah gadis layaknya musim semi; ia terang, cerah, dan bahagia. Namun pada waktu bersamaan penuh air mata tak terhingga. Tampilan buku ini juga seolah mewakili dua tokoh utamanya, dibalut dengan biru muda dan bunga berwarna lembut.

Di awal kisah, pembaca diajak memutar waktu hingga musim dingin di Paris tahun 1997. Gadis berambut pirang keperakan sedang memacu kakinya untuk berlari sekencang mungkin. Sesekali ia melihat ke belakang untuk memastikan ia sudah tak terkejar lagi. Ia Florence, yang sedang lari dari rencana kencan buta yang dirancang oleh orangtuanya. Namun kabur tak selalu menyelesaikan masalah, ia justru mendapat masalah baru ketika mengetahui tasnya jebol dan barang-barangnya berceceran saat berlari.

Bersama tasnya yang rusak, Florence memutuskan untuk pergi ke Dauville menaiki kereta. Saat sedang membaca novel sembari menunggu keberangkatan kereta, seorang pria muda meminta izin untuk duduk di depannya. Rupanya kursi lain sudah penuh dan Florence tidak merasa keberatan, ia pun membolehkan pria itu. Ia adalah Vinter. Obrolan mereka dimulai ketika Florence menegur tas wanita yang masih terbungkus plastik dalam tas belanjaannya. Sekalipun Vinter mengaku ta situ untuk hadiah, ia justru memberikannya pada Florence. Tampaknya ia cukup mengerti ketika gadis itu menceritakan tasnya yang rusak.

Pertemuan dengan Vinter memberikan warna dalam pelarian Florence. Gadis yang dianugerahi bakat seni luar biasa itu melewati pengalaman tak tergantikan seperti melakukan pertunjukan seni seorang diri untuk teman Vinter. Teman Vinter yang dipanggil Zima pada musim dingin selalu mengundang kelompok seniman untuk tampil di rumahnya karena suatu alasan. Tadinya Florence merasa semua tidak akan baik-baik saja ketika mendengar sikap Zima yang tak ramah. Tapi belakangan ia menikmati melakukan pertunjukan seni lukis, puisi, dan musik sekaligus.

Seiring berjalannya cerita, berbagai sisi dari tokoh-tokoh dalam cerita mulai terkuak. Tentang masa lalu, luka, pengalaman, dan pekerjaan. Benih cinta juga mulai tumbuh di antara Florence dan Vinter. Hingga mereka akhirnya mengetahui betapa takdir berusaha menyatukan mereka dengan cara berbeda.

Saya suka gaya tulisan Prisca. Indah, cantik, dan terlihat sekali usahanya untuk menulis sesuatu yang dalam. Banyak unsur-unsur kesenian klasik yang ditambahkan dalam novel ini sehingga kita larut dalam suasana yang romantis. Ada lagu-lagu klasik, puisi, lukisan, yang tak hanya nampang nama tapi sesuai dengan latar belakang cerita. Bagi pembaca yang haus akan wawasan baru, karya Prisca sangat direkomendasikan. Kita tidak hanya bisa menikmati cerita, namun belajar hal-hal baru yang belum pernah kita tahu.

Dari sisi alur, saya cukup terkesan bagaimana penulis mempertemukan dua orang yang berbeda latar belakang ini. Ada kejutan-kejutan yang membuat pembaca semacam tidak sabar untuk melanjutkan lembar-lembar berikutnya. Walaupun semakin ke belakang mungkin beberapa orang pembaca akan mudah menebak ending-nya. Tapi overall, saya menyukai novel ini. Novel ini karya penulis Indonesia yang sekilas gayanya mirip novelis luar negeri. Saya lebih menyukai novel semacam ini dibanding novel-novel yang memakai gaya bahasa gaul ‘gue-elo’ dan terlalu banyak percakapan, sehingga melupakan latar cerita.

Judul buku      : Kastil Es & Air Mancur yang Berdansa
Penulis             : Prisca Primasari
Penerbit           : GagasMedia
Tahun terbit     : 2012 (cetakan pertama)

Story: 8/10
Characterization: 8/10
Setting: 9/10

Score: 8.5/10

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar